Welcome to our online store

Selamat Datang di situ jual beli online. situs ini meyediakan barabng secara online. manjakan diri anda untuk menjelajahi seluruh produk kami, kami yakin anda akan mendapatkan kepuasan. kepercayaan pelanggan adalah moto dan pelaynan kami, kami ada karena user ada. untuk itu percayakan belanja anda pada kami, silahkan datang cari belanja dan buktikan.
Latest Products
GURUKU KILLER GURU MALANG

GURUKU KILLER GURU MALANG


Guru adalah tokoh centre dalam proses pembelajaran di sekolah. Tentu saja guru memiliki kriteria tertentu yang ideal dalam melaksanakan tugas mulianya. Apabila terjadi guru “galak” yang  otoriter dan memperlakukan siswa dengan keras tanpa adanya pendekatan humanis, akan sangat disayangkan dan tentu bukan termasuk kriteria guru ideal. Mensikapi apabila terjadi hal seperti ini, tidak cukup hanya menuntut  siswa  untuk mengerti dan “manut” saja atas tindakan kurang bijak dari sang guru.  Justru seluruh warga sekolah perlu melakukan musyawarah terutama pimpinan sekolah  dapat mengevaluasi kinerja gurunya agar bisa menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Bagaimanapun juga, siswa akan tetap merasa tidak nyaman atau tertekan jika belajar dengan guru yang galak, meskipun mungkin hanya dipendamnya saja, yang pada akhirnya justru banyak kerugian karena hal ini. Bagi siswa, bagi guru, maupun sekolah secara keseluruhan.
 Rasa benci yang selanjutnya menyebabkan dendam, biasanya timbul karena seseorang sulit memaafkan perlakuan buruk yang diterima. Perlakuan buruk tersebut bisa berupa pengabaian atas hak-haknya, hanya dituntut kewajiban, diperlakukan kasar atau tidak adil, serta dihukum tanpa penjelasan dan arahan yang benar. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa harus dilandasi oleh rasa saling menghargai satu sama lain. Masing-masing harus melaksanakan kewajiban dan memperoleh hak-haknya dengan cara terbaik. Siswa harus menaati peraturan yang diterapkan dengan disiplin, sedangkan guru juga harus mampu menjadi teladan dan membibing siswa dengan kasih sayang dan menjadi sahabat terbaik.
Disiplin berbeda dengan tidakan otoriter, begitu juga “galak”  berbeda dengan sikap “tegas”. “Disiplin” artinya melaksanakan aturan yg sdh disepakati dan disosialisasikan sebelum dilaksanakan, sedangkan “otoriter” adalah tindakan mengabaikan perasaan dan pendapat orang lain, sehingga hanya menuntut kepatuhan tak bersyarat. Sementara “galak” adalah selalu bersikap sama sehingga terkadang marah tak terkontrol saat mengatasi masalah, sedangkan “tegas” adalah sikap proporsional menyikapi kejadian sehingga tepat sasaran dan tepat cara.
Cara mengatasi guru killer
Jika terjadi relasi yang kurang harmonis antara guru dan siswa, bisa ditengahi dengan musyawarah  yang melibatkan guru, guru Bimbingan Konseling dan pimpinan sekolah. Biasanya guru Bimbingan konseling(BK) menyuarakan pendapat siswa, sehingga siswa sudah terwakilkan pendapatnya melalui guru BK pada musyawarah tersebut. Dari hasil musyawarah tersebut diharapkan solusi terbaik bagi kepentingan bersama. Banyak hal bisa terjadi jika remaja tertekan dan memndam rasa benci dan dendam pada perlakuaan otoriter dan kasar dari guru (galak). Remaja dalam hal ini siswa akan berkurang respect(rasa hormatnya) pada guru tersebut, yang ada takut saat di depannya, tapi akan sangat menentang bila punya kesempatan. Perasaan tertekan bisa juga diwujudkan dalam bentuk  kesengajaan untuk melanggar aturan yang diterapkan oleh guru, hal ini sebagai bentuk ekspresi perlawanan, bahkan yang lebih fatal bisa melakukan tindakan irrasional (tidak masuk akal) atau anarkis(kekerasan) sebagai bentuk pembalasan terhadap perlakuan sewenang-wenang. Pencarian identitas diri remaja, selain dipengaruhi oleh nilai-nilai moral yang dianut, juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan sosialnya, teman-teman, bacaan, pergaulan termasuk gurunya. Bila guru memberi teladan yang baik, menjadi sahabat yang menghargai  perasaan dan pendapatnya, maka remaja akan memiliki konsep diri yang positif dan  selanjutnya  membangun identitas diri yang positif pula. Sebaliknya, jika hal yang diperoleh remaja berupa perlakuan kasar yang mengabaikan perasaan dan pendapatnya, maka remaja akan memiliki konsep diri negatif dan selanjutnya identitas dirinyapun guncang dan cenderung negatif.
Hubungan antara siswa dan guru hendaknya saling menghargai dan terjalin harmonis. Siswa menghormati guru sebagai orang yang lebih tua dan menyampaikan ilmu yang mereka butuhkan, sedangkan guru menyayangi dan menjadi sahabat terbaik bagi siswanya, mampu menjadi teladan, menjadi pengayom, dan mengajarkan ilmu dengan tulus.  Sinergi positif antara guru dan siswa akan membuahkan hasil yang manis berupa prestasi gemilang disertai situasi lingkungan sekolah yang kondusif bagi pendidikan yang ideal. Tentu saja peran serta seluruh anggota masyarakat di sekolah tersebut  merupakan bagian penting yang harus diupayakan dan menjadi budaya sekolah. Dari mulai pimpinan sekolah, staff, guru, karyawan dan siswa.










Guru adalah tokoh centre dalam proses pembelajaran di sekolah. Tentu saja guru memiliki kriteria tertentu yang ideal dalam melaksanakan tugas mulianya. Apabila terjadi guru “galak” yang  otoriter dan memperlakukan siswa dengan keras tanpa adanya pendekatan humanis, akan sangat disayangkan dan tentu bukan termasuk kriteria guru ideal. Mensikapi apabila terjadi hal seperti ini, tidak cukup hanya menuntut  siswa  untuk mengerti dan “manut” saja atas tindakan kurang bijak dari sang guru.  Justru seluruh warga sekolah perlu melakukan musyawarah terutama pimpinan sekolah  dapat mengevaluasi kinerja gurunya agar bisa menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Bagaimanapun juga, siswa akan tetap merasa tidak nyaman atau tertekan jika belajar dengan guru yang galak, meskipun mungkin hanya dipendamnya saja, yang pada akhirnya justru banyak kerugian karena hal ini. Bagi siswa, bagi guru, maupun sekolah secara keseluruhan.
 Rasa benci yang selanjutnya menyebabkan dendam, biasanya timbul karena seseorang sulit memaafkan perlakuan buruk yang diterima. Perlakuan buruk tersebut bisa berupa pengabaian atas hak-haknya, hanya dituntut kewajiban, diperlakukan kasar atau tidak adil, serta dihukum tanpa penjelasan dan arahan yang benar. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa harus dilandasi oleh rasa saling menghargai satu sama lain. Masing-masing harus melaksanakan kewajiban dan memperoleh hak-haknya dengan cara terbaik. Siswa harus menaati peraturan yang diterapkan dengan disiplin, sedangkan guru juga harus mampu menjadi teladan dan membibing siswa dengan kasih sayang dan menjadi sahabat terbaik.
Disiplin berbeda dengan tidakan otoriter, begitu juga “galak”  berbeda dengan sikap “tegas”. “Disiplin” artinya melaksanakan aturan yg sdh disepakati dan disosialisasikan sebelum dilaksanakan, sedangkan “otoriter” adalah tindakan mengabaikan perasaan dan pendapat orang lain, sehingga hanya menuntut kepatuhan tak bersyarat. Sementara “galak” adalah selalu bersikap sama sehingga terkadang marah tak terkontrol saat mengatasi masalah, sedangkan “tegas” adalah sikap proporsional menyikapi kejadian sehingga tepat sasaran dan tepat cara.
Cara mengatasi guru killer
Jika terjadi relasi yang kurang harmonis antara guru dan siswa, bisa ditengahi dengan musyawarah  yang melibatkan guru, guru Bimbingan Konseling dan pimpinan sekolah. Biasanya guru Bimbingan konseling(BK) menyuarakan pendapat siswa, sehingga siswa sudah terwakilkan pendapatnya melalui guru BK pada musyawarah tersebut. Dari hasil musyawarah tersebut diharapkan solusi terbaik bagi kepentingan bersama. Banyak hal bisa terjadi jika remaja tertekan dan memndam rasa benci dan dendam pada perlakuaan otoriter dan kasar dari guru (galak). Remaja dalam hal ini siswa akan berkurang respect(rasa hormatnya) pada guru tersebut, yang ada takut saat di depannya, tapi akan sangat menentang bila punya kesempatan. Perasaan tertekan bisa juga diwujudkan dalam bentuk  kesengajaan untuk melanggar aturan yang diterapkan oleh guru, hal ini sebagai bentuk ekspresi perlawanan, bahkan yang lebih fatal bisa melakukan tindakan irrasional (tidak masuk akal) atau anarkis(kekerasan) sebagai bentuk pembalasan terhadap perlakuan sewenang-wenang. Pencarian identitas diri remaja, selain dipengaruhi oleh nilai-nilai moral yang dianut, juga dipengaruhi oleh interaksinya dengan lingkungan sosialnya, teman-teman, bacaan, pergaulan termasuk gurunya. Bila guru memberi teladan yang baik, menjadi sahabat yang menghargai  perasaan dan pendapatnya, maka remaja akan memiliki konsep diri yang positif dan  selanjutnya  membangun identitas diri yang positif pula. Sebaliknya, jika hal yang diperoleh remaja berupa perlakuan kasar yang mengabaikan perasaan dan pendapatnya, maka remaja akan memiliki konsep diri negatif dan selanjutnya identitas dirinyapun guncang dan cenderung negatif.
Hubungan antara siswa dan guru hendaknya saling menghargai dan terjalin harmonis. Siswa menghormati guru sebagai orang yang lebih tua dan menyampaikan ilmu yang mereka butuhkan, sedangkan guru menyayangi dan menjadi sahabat terbaik bagi siswanya, mampu menjadi teladan, menjadi pengayom, dan mengajarkan ilmu dengan tulus.  Sinergi positif antara guru dan siswa akan membuahkan hasil yang manis berupa prestasi gemilang disertai situasi lingkungan sekolah yang kondusif bagi pendidikan yang ideal. Tentu saja peran serta seluruh anggota masyarakat di sekolah tersebut  merupakan bagian penting yang harus diupayakan dan menjadi budaya sekolah. Dari mulai pimpinan sekolah, staff, guru, karyawan dan siswa.









GURUKU KILLER GURU MALANG
View detail
KATALOG MEI 2012

KATALOG MEI 2012


KATALOG MEI 2012





 



























































  






KATALOG MEI 2012





 



























































  





KATALOG MEI 2012
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihh2l6P_j37cA5P7_6uG7mg91TsT97WvdkPTgoP41Z1ssRuoMMOaamxi9HBLCzjKd_ZHiSIJrkT0VAboANbN-JxdlKY_0GvC7RHVbFHauyN4qK_chr6g488ziRfiCcIm9wO6oOZNqklssX/s72-c/1.jpg
View detail
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. TOKO ONLINE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger